Xin Nian Kuai Le...Wo zhu da jia shen ti hao.Da jia zhu wo xue xi hao,'Qidao wo, wo keneng hui duiyou. :D

Struggling in medschool, enjoying life and pain, preparing to save people's life
Xin Nian Kuai Le...Wo zhu da jia shen ti hao.Da jia zhu wo xue xi hao,'Qidao wo, wo keneng hui duiyou. :D
Debut pertama : open mic di lia hari selasa jam 2 lewat sedikit... :D
Galauers...
Auuuu....
"Nek, ini punya ayuk?" tanya gue.
"Oh, enggak, ini duit yang mau dikasih ke pengemis yang tadi lewat." jawab nenek gue dengan sanggap kondusif.
Pagi sampai siang belajar di sekolah, sore sambung ekskul atau les, malamnya kadang masih mampir sebentar ke tempat nongkrong langganan bareng geng. Weekend pun sudah disibukan dengan acara hang out atau pacaran. Terus waktu buat ngobrol sama papa-mama dan curhat ke kakak-adik gimana? Haduh!
Kita Banyak Kehilangan
Sebenernya nggak ada masalah kalo kita jadi cewek yang super sibuk. Malah bagus kalau kita aktif di berbagai bidang positif. Tapi kalau kita nggak pintar-pintar membagi waktu dengan keluarga, kita bisa kehilangan beberapa hal penting ini :
1. Kabar orang-orang terdekat kita. Kita nggak tahu kalau papa-mama mau liburan ke luar kota. Kita nggak perhatiin kakak kita yang lagi stres gara-gara belajar buat tes masuk kuliah. Yang lebih parah lagi, kita nggak sadar adik kita udah besar dan mulai pacaran. Ya, kita ngak update dengan apa yang dialami orang-orang yang paling kita sayangi.
2. Perhatian. Karena kita cuek ama keluarga, jangan salahin mereka kalau mereka gak perhatian ama kita. Mereka gak pernah nanya kabar kita, bahkan kita lagi sedih atau stres pun mereka cuek karena mereka gak tau.
3. Temen curhat. Dulu kalau ada masalah dikit aja kita langsung curhat ama mama. Terus pertama kali kita jatuh cinta, kakaklah yang ngasih saran gimana caranya pedekate. Terus sama adik, kita sering banget berdiskusi bahkan saling tukeran games dan gadget terbaru. Sekarang? Boro-boro curhat deh, ketemu aja paling pagi waktu sarapan ama malem sebelum tidur.
4. Peristiwa-peristiwa spesial. Kita nggak pernah ikut saat pesta atau arisan keluarga. Nggak hanya ketinggalan cerita lucu, tapi bisa jadi saat ada om atau tante yang bagi-bagi hadiah, kita jadi nggak dapet hadiah deh. Ironinya lagi, keluarga sama sekali gak ngerasa kehilangan kita karena saking jarangnya ikut mereka.
Berikan Waktu Kita
Nggak pengen kan, kita jadi “tersisihkan” ama keluarga sendiri? Makanya sempat-sempatkanlah waktu untuk menyapa, ngobrol, dan hang out bareng mereka. Caranya:
1. Sisihkan waktu khusus. Misalnya sepulang dari les, kita sempatkan waktu untuk ngobrol ama papa-mama dan curhat dari kakak atau adik kita. Apabila salah satu weekend kita sisihkan buat jalan bareng mereka.
2. Komunikasi lancar. Meskipun jarang kelihatan bukan berarti kita nggak bisa komunikasi dengan keluarga. Apalagi dengan kecanggihan teknologi sekarang. Kita bisa seteguran ama kakak dan adik lewat Twitter dan Facebook, ngobrol lama ama mama lewat telepon dan BBM, juga bisa nanyain kabar ke papa lewat SMS.
3. Dahulukan yang lebih penting. Kemampuan kita untuk bisa menentukan prioritas sedang diuji nih. Misalnya, acara nonton bareng temen segeng tabrakan ama ultahnya mama. Ya pastilah kita pilih ultah mama, soalnya nonton bareng temen kan bisa setiap hari.
4. Bicarakan dengan keluarga. Jika semua anggota keluarga kita sama-sama sibuk, berarti kita harus mengobrol dengan mereka untuk mencari cara agar komunikasi dan ketemuan tetap lancar. Katakan kalau kita kangen sama mereka dan bersedia mencocokan jadwal agar bisa sering ketemu.
5. Bikin kejutan. Untuk menebus rasa bersalah kita, coba bikin acara kejutan buat keluarga. Misalnya saat keluarga sedang pergi, kita siapkan pesta di rumah dengan masakan dan hasil dekorasi bikinan sendiri. Lalu kita telepon satu per satu untuk pulang dan pesta bareng-bareng.
Masih suka bingung menghadapi tingkah laku para senior? Wajar. Soalnya, sedikit saja kita berbuat salah, kita bisa dipandang sinis ama para senior. Makanya, perlu beberapa trik-trik khusus untuk menghadapi berbagai tipe-tipe senior di sekolah.
Friendly (But Beware!)
Paling asyik memang kalau punya senior yang kayak gini. Mereka gak segan-segan membimbing juniornya dengan cara yang bersahabat. Tapi ingat, dia tetap seorang senior, jadi kita harus tetap jaga sopan santun. Bersahabat? Ya. Tapi belum tentu si senior berpikiran yang sama.
What to do: Selain menjaga sopan santun, the other thing yang mesti kita inget adalah bocoran informasi. Jangan mentang-mentang kita deket sama senior, kita dengan enaknya membocorkan kejelekan teman seangkatan. Selain si senior bakalan nganggep kita gak loyal, kita bisa-bisa dianggep enemy ama teman seangkatan sendiri.
Lalu, kita juga mesti hati-hati sama teman-teman deketnya. Misalnya kita deket ama senior A, belum tentu teman segengnya suka ama kedekatan kita ama senior A. Pinta-pintarlah membaca situasi. Masalah bertambah saat senior yang deket ama kita ternyata cowok ganteng! Haduh, hati-hati tuh, bisa disambit ama senior cewek pemujanya.
Tong Kosong Nyaring Bunyinya
Persis kayak pribahasa di atas, senior tipe ini adalah mereka yang vokal. Tapi hanya vokal dalam urusan suara saja, dan nggak dalam bentuk tindakan. Ciri-cirinya, si senior sering memprovokasi sambil teriak-teriak (misalnya dalam keadaan terpojok, atau saat meledek kita). Contoh, saat lagi tampil di panggung sekolah, mereka meneriakkan, “Huuuuuu!!!!! Pulang aja lo sana!”
What to do: Sakit hati saat mendengar ejekan itu? Memang. Tapi tenang, mereka biasanya hanya berani di mulut aja kok. Terlebih lagi, mereka biasanya hanya berani kalau ada back-up dari teman-temannya. Kalau lagi sendirian, hampir mustahil mereka akan mengeluarkan suara. So, the best act to do is mengacuhkan semua ejekan yang keluar dari mulut mereka. Tapi kita jangan pasang muka jutek, ntar malah tambah semangat mereka ngejek kita. Just put on your poker face!
The Ultimate Mean Bully
Ini tipe senior yang mesti kita waspadain. Dia nggak segan-segan melakukan tindakan bully dengan segala cara! Mulai dari name-calling (mengejek kita dengan sebutan tak pantes), menyebar gosip jahat (misalnya via Twitter dan Facebook), sampai melakukan tindakan fisik.
What to do: Coba pikir sekali lagi, kita punya salah gak sama tuh senior? Kalau ada, perbaiki kesalahan itu. Walaupun senior akan masih tetap mem-bully kita, tapi setidaknya takarannya lebih rendah dibanding sebelumnya. Tapi ada juga senior yang memang mungkin udah hobinya kali, mem-bully orang yang gak salah. Kalau memang seperti itu dan tindakan bullynya udah parah abis, cepat lapor ke guru atau orang tua kita karena itu tindakan yang gak pantes.
Tapi dibalik itu semua, kita pikir, kita pernah salah atau gak sama senior? Dan jangan juga mentang-mentang kita junior peraturan yang kita gak suka kita tentang. And it’s all back to you guys, kamu sebenarnya seorang junior yang baik atau nggak. Coba pikir-pikir deh, pasti dibalik semua tindakan senior, there is a reason hiding it.